Kemping di masa pandemi di Emte Highland Ciwidey, Bandung
Kali ini kami ingin bercerita tentang kisah kami bermalam di salah satu tempat perkemahan di kawasan ekowisata Ciwidey Bandung, yaitu di Emte Highland.
Pastinya bukan hanya kami yang sudah merasa jenuh dengan suasana kantor, dan rumah saja. Karena aktivitas dibatasi oleh berbagai protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Ingin sekali melepas penat, dengan bermalam di tempat yang dekat dengan alam. Untuk sekedar menyegarkan pikiran, dari hiruk pikuk pandemi yang tidak berkesudahan.
Kami pun mencoba, menghubungi beberapa tempat ecowisata yang ada di seputaran bandung. Tapi hampir semuanya penuh atau malah masih tutup demi protokol kesehatan.
Beruntung, masih ada satu tempat wisata yang buka yaitu emte highland. Kawasan ekowisata yang terletak persis di depan pintu masuk kawah putih.
Jujur saja, emte highland tidak pernah menjadi tujuan utama kami. Karena dibandingkan dengan kawasan sekitar seperti kampung cai rancaupas tiket masuk emte higland relatif lebih tinggi. Yaitu 45 ribu per orang bagi yang ingin berkemah, ditambah 10 ribu untuk uang parkir. Jadi kami yang berempat, membayar 190 ribu rupiah.
Oh iya, kami tidak membawa perlengkapan tenda sendiri. Tetapi menyewa paket glamping yg dikelola oleh warga sekitar. Dengan tarif 750 ribu, sudah termasuk tenda borneo kapasitas 4 orang, matras, surpet, sleeping bag, kayu bakar, dan sarapan nasi goreng untuk 4 orang. Oh iya, plus 1 lampu led batre untuk penerangan tenda secukupnya.
Sesuai pesanan, tenda kami berada persis di samping situ. Suatu danau yg ukurannya tidak terlalu besar, tapi cukup untuk menambah suasana kemping lebih sendu.
Salah satu yang disesali dari kawasan kemping di emte highland adalah tidak tersedianya toilet di kawasan perkemahan. Jadi kita harus berjalan lumayan jauh ke toilet umum yang terletak di dekat kolam renang.
Ya disini ada kolam renang lengkap dengan waterboom nya, tapi entah kenapa airnya coklat. Mungkin untuk menjaga airnya tetap alami, atau mungkin karena sulit untuk memfilter air sebanyak itu. Tapi yang jelas, cukup banyak kok yg menikmati berendam di kolam air hangat. Apalagi pas malem-malem yang dingin.
Selain kolam renang, terdapat beberapa aktivitas yang bisa dilakukan di Emte Highland. Seperti bisa naik perahu angsa keliling danau, memetik strawberry atau memanah.
Sayang, malam itu perkemahan diguyur hujan yg deras. Alhamdulillah, kami jadi lebih betah di tenda yg hangat, dan tertidur dengan lelapnya. Jadi malam ini tidak ada acara api unggun di pinggir danau.
Keesokan harinya, suasana kabut dipinggir danau, membuat pemandangan menjadi lebih indah dan misterius.
Alhamdulillah walaupun singkat, perkemahan ini cukup untuk menyegarkan pikiran dan menyiapkan kami untuk menghadapi minggu-minggu baru yang menguras tenaga dan pikiran.
Tidak ada komentar: