Header Ads

Family trip to Bali (4D3N), Bagian 1



Lebaran kali ini, saya dan keluarga sejak jauh-jauh hari sudah booking tiket pesawat untuk bisa berlebaran di Bali dan Lombok. Tiket udah ditangan sejak tahun lalu, yaitu tanggal 18 Juli hingga 21 juli ke Bali, kemudian dilanjutkan ke Lombok hingga tanggal 26 Juli 2015. Sempet was-was juga, karena ternyata ada bencana gunung Raung di Banyuwangi yang meletus dan sempat membuat beberapa bandara termasuk bandara Djuanda Surabaya dan Ngurah Rai Bali ditutup. Beruntung pada tanggal 18 Juli 2015, bandara-bandara tersebut sudah dibuka.

Berangkat dari Bandung, tanggal 18 Juli 2015 pakai Citilink, ternyata delayed, dari semula jam 3 sore, jadinya berangkat jam 18.15 magrib. Tiba di ngurah rai jam 9 malam, dijemput oleh pemilik rental mobil. Kami ngerental mobil New Avanza dengan harga relatif murah, yaitu 200 ribu per 24 jam, lepas kunci (artinya tidak pakai supir) dan tanpa bbm. Booking sewa dari tanggal 18 juli 2015 jam 18.00 sampai dengan tanggal 21 Juli jam 14.00, hanya kena biaya sewa 3x200 ribu yaitu 600 ribu.

Dari bandara Ngurah Rai, langsung menuju hotel Grand Istana Rama Kuta. Lokasi hotel dari Bandara sebenernya sangat dekat, kurang dari 5 KM, tetapi jalan menuju hotel sangat padat, akhirnya kami tiba di hotel hingga lebih dari satu jam. Hotel Grand Istana Rama lokasinya sangat strategis, persis depan pantai Kuta. Jadi dari Bandara menuju hotel, kami melewati Discovery Mall di jalan Kartika Chandra, Kuta Square, Grand Inna Kuta, Hotel Hard Rock dan persis setelah kawasan mall Beach Walk kita sudah sampai di hotel Grand Istana Rama.

Model bangunan di Grand Istana Rama menggunakan arsitektur khas Bali. Kamar hotel tersebar dalam bangunan-bangunan terpisah dalam bentuk pavilion. Kami menyewa kamar deluxe lantai dua (beda lantai beda harga), dan menuju lantai dua tidak tersedia Lift, jadi siap-siap untuk ngangkut barang. Kebetulan kami cuman bawa satu koper, tapi beratnya sekitar 30 kg, karena baju 4 orang untuk 8 hari dikumpulin di koper itu semua. Walhasil, petugas hotel yang ngangkut koper jadi ngos-ngosan, hehe.

Suasana di dalam kamar Deluxe Grand Istana Rama Hotel, Twin Bed yang cukup luas

Balkon, bila ingin sekedar nangkring depan kamar
Kamar deluxe yang kami sewa ukurannya cukup luas, dengan kasur twin bed, televisi lcd, kettle listrik pemasak air, balkon luas menghadap taman, kamar mandi dengan shower lengkap dengan toiletres nya.
Setiba di kamar hotel, anak-anak langsung berhamburan tidur di kasur, kelelahan gara-gara terkena macet selama perjalanan dari Bandara ke Hotel. Kombinasi delay pesawat dan macet, bikin hari pertama kami sukses dihabiskan di perjalanan.

Pagi-pagi, anak-anak sudah nagih pengen berenang ke pantai. Mereka sudah bikin planing untuk berenang di pantai dulu baru berenang di kolam renang, abis itu sarapan. Ya, kami pun ngikut acara mereka.
Jarak dari hotel ke pantai, sangat dekat, hanya tinggal nyebrang jalan sudah sampai di pantai Kuta.
Puas berenang di pantai dan kolam renang hotel, kami melanjutkan dengan sarapan.

Berenang pagi di pantai Kuta, persis di seberang hotel

Berhubung saya dulu ternyata belinya pakai tarif promo, jadinya tidak berikut sarapan paginya. Tapi jangan khawatir, sekitar 50 meter dari hotel banyak pilihan untuk makan, salah-satunya McDonald yang akhirnya jadi menu sarapan langganan kami selama di Bali.

Selepas dari berenang dan sarapan di sekitar Kuta, acara jalan-jalan di Bali hari ini akan mengitari Bali Selatan, mulai dari Pantai Nusa Dua. Berbekal Google Maps dan sedikit nyasar-nyasar, akhirnya kami tiba di pantai Nusa Dua. Masuk ke kawasan Nusa Dua tidak ditarik bayaran, tapi kami menyewa alas tikar seharga 20 ribu rupiah untuk bisa duduk-duduk di bawah pohon rindang menikmati suasana pantai yang ada.
Sewa tiker seharga 20 ribu, untuk sekedar duduk-duduk menikmati suasana pantai

Berhubung panas matahari sedang terik, anak-anak tidak diperbolehkan ibunya untuk berenang

Suasana pantai Nusa Dua

Dari pantai Nusa Dua, kami melanjutkan ke pantai Pandawa. Akses menuju masih belum bagus, tetapi sudah dalam proses pengerjaan, hingga diharapkan bisa segera selesai. Pemandangan pantai Pandawa memang sangat indah, dengan pasir putih dan laut yang biru muda. Cuman karena masih dalam proses pengerjaan dan panas matahari yang terik (kami tiba disana jam 2 siang), kami tidak sanggup berlama-lama disana.

Pantai Pandawa yang berpasir putih

pantai Pandawa

Perjalanan dilanjutkan ke GWK (taman budaya Garuda Wisnu Kencana), penasaran karena saya sudah berkali-kali ke Bali, tetapi belum pernah mampir ke GWK. GWK menyajikan tontonan budaya mulai dari tari hingga opera untuk menikmatinya kita mesti membeli tiket mulai dari 50 ribu per orang.

Menjelang sore, kami kelimpungan mencari tempat sholat. Mencari musholla di Bali memang gampang-gampang susah, seperti di GWK berdasarkan info katanya ada musholla, tetapi ternyata lokasinya ada di dalam, sehingga otomatis harus beli tiket kalau mau sholat. Gugling pakai Google Maps, ternyata ada musholla yang lokasinya tidak jauh dari kawasan taman budaya GWK sekitar 2 km. Jadi kami langsung keluar menuju jalan raya, dan mencari musholla berdasarkan petunjuk Google Maps.

Setelah selesai sholat, perjalanan dilanjutkan ke pantai Dreamland. Saya sendiri sudah dua kali ke pantai Dreamland, tetapi ternyata suasananya sudah agak berubah (atau mungkin ingatan saya yang lemah). Maksudnya mau ke Dreamland, malah masuk ke restaurant Klapa. Masuk ke restoran Klapa di Pecatu, wajib membeli voucher makanan 100 ribu rupiah per orang dewasa, anak-anak tidak perlu. Voucher tersebut bisa dipakai untuk membeli makanan dan minuman yang disajikan di Klapa.
Pemandangan Pantai Dreamland dari resto Klapa

Resto Klapa Dreamland yang didominasi turis mancanegara dari kawasan Asia

Di Klapa, kita bisa berenang di kolam renang Klapa dengan pemandangan yang indah. Anak-anak sebenernya ngotot pengen berenang di pantai, cuman berhubung kita males nyari jalan untuk turun ke pantai, juga kita udah terlanjur bayar, hehe. Puas berjemur di Klapa, kami tadinya mau melanjutkan ke Uluwatu, tapi berhubung jalan yang ditunjukan google maps ga jelas, akhirnya kami pulang saja dan berniat menikmati sunset di Jimbaran.

Sayang, jalanan macet dimana-mana. Menjelang Jimbaran, matahari sudah mulai gelap, padahal antrian menuju Jimbaran masih panjang. Jalan menuju hotel juga sama, akses masuk ke pantai kuta (tempat hotel) ditutup dimana-mana, jadinya harus muter melalui jalan kartika plaza. Jalanan padat merayap menuju hotel, hasilnya dari Dreamland ke Kuta harus kami tempuh sampai 4 jam!!. Untung anak-anak sudah terlatih bermacet-macet ria, jadinya mereka tidak komplen dan tertidur sepanjang jalan.

Bersambung ke Family trio to Bali (4D3N), Bagian 2

1 komentar:

  1. We are offering all types of packages like girls special packages, family tour packages, packages for kid. customized packages according your need,any travel related information you can
    call us or visit us
    .

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.