Kamis, April 30, 2015

Cara Mudah Deteksi Borax

Dua siswi asal SMAN 3 Semarang, Dayu Laras Wening dan Luthfia Adila, berhasil menemukan cara mudah untuk deteksi borax dengan hanya bermodalkan tusuk gigi. Temuan tersebut mereka sebut dengan "Stick of Borax Detector (SIBODEC)".

Penemu SIBODEC (C) Tribunnews.com
Cara pakainya cukup mudah yaitu hanya alat berbentuk tusuk gigi tersebut ditusukan pada makanan yang dicurigai mengandung borax. Kemudian tunggu hingga 5 detik, jika tusuk gigi tersebut berubah warna menjadi merah, maka bisa dipastikan makanan tersebut mengandung borax. Temuan tersebut membawa mereka meraih medali emas dalam National Young Inventors Award.

Prinsip kerjanya SIBODEC cukup sederhana, yaitu dengan memanfaatkan adanya reaksi BORAX dengan curcumin suatu zat yang terdapat dalam kunyit. Jadi bagi yang ingin nyoba bikin sendiri, bisa dengan menusukkan tusuk gigi ke kunyit kemudian tusukkan ke makanan yang kita curigai mengandung Borax. Jika tusuk gigi tersebut berubah warna menjadi merah, maka dipastikan makanan tersebut mengandung zat kimia Borax.

SIBODEC
Berdasarkan pantauan saya, SIBODEC sudah mulai dijual di beberapa online shop seharga 25 ribu rupiah. Dengan kemasan praktis yang mudah dibawa-bawa, kita bisa dengan mudah deteksi borax untuk memastikan  makanan yang kita konsumsi aman bebas dari zat kimia berbahaya.

Borax adalah zat kimia yang digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti untuk bleaching (pemutih) pada tekstil, bahan untuk sabun, bahan pestisida pembunuh serangga / kecoak, dll. Tetapi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, banyak digunakan sebagai pengawet makanan serta meningkatkan tekstur makanan seperti mie, bakso, lontong/ketupa agar lebih kenyal dan tahan lama.

Penggunaan Borax pada makanan dilarang oleh pemerintah, karena bersifat racun dan dapat menyebabkan kanker hati pada konsumsi jangka panjang.

Berikut makanan yang biasanya ditambahkan zat kimia Borax.
- Mie
- Bakso
- Lontong / Ketupat
- Tahu
- Kerupuk
So, bagi anda penggemar makanan diatas, siapkan saja SIBODEC untuk mencegah BORAX dikonsumsi oleh anda atau keluarga anda.

Kunjungi artikel kesehatan saya yang lain:
Serba-serbi kesehatan
atau artikel perjalanan saya:
Sekitar Bandung
VillaMalabar, Pangalengan
Wisata Belitung
Family Trip ke Singapore
Destinasi wisata di Ciwidey
Villa-villa di Cipanas Garut

Selasa, April 21, 2015

Bandung menjelang KAA

Warga dan Pemerintah Kota Bandung yang dipimpin Ridwan Kamil sedang sibuk mempersiapkan hajatan internasional Konferensi Asia Afrika yang ke-60. Salah satu persiapannya adalah dengan memoles penjuru kota Bandung hingga lebih terlihat cantik. Jalan Asia-Afrika yang menjadi tempat berlangsungnya acara, tentunya memperoleh porsi polesan paling banyak. Berikut foto-foto jalan Asia Afrika menjelang KAA yang berasal dari berbagai sumber.

Braga
Jalan oto iskandardinata yang meriah dengan payung warna-warni
Nangkring?

Bangku dan lampu taman yang serasi

Cikapundung River Spot

Riuh jalan depan gedung Merdeka

Tugu Asia-Afrika
Gedung Merdeka karya fotografer Sasan Photografy
Kunjungi artikel perjalanan saya yang lain:
Sekitar Bandung
VillaMalabar, Pangalengan
Wisata Belitung
Family Trip ke Singapore
Destinasi wisata di Ciwidey
Villa-villa di Cipanas Garut

Cara menuju tebing keraton, Bandung

Cara Menuju Tebing Keraton

Tebing Keraton (c) wikipedia
Bandung yang memiliki dataran tinggi, memang banyak menawarkan tempat-tempat dengan view landscape pemandangan alam yang indah. Salah satunya adalah Tebing Keraton. Pemandangan dari Tebing Keraton bukan pemandangan gemerlap lampu kota yang biasa kita temukan di hotel dan resto kawasan Bandung Utara, tetapi pemandangan Hutan Bandung. Bagi anda yang sengaja  nyari spot foto di Bandung, Tebing Keraton bisa dimasukan ke list wajib kunjung.

Tebing Keraton berada di kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, di kampung Ciharageum, Kampung Ciharegem Puncak, Desa Ciburial, Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Untuk mencapai tebing keraton tidak terlalu sulit, patokan arahnya adalah kita menuju Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda di kawasan Dago Pakar. Bila bingung, bisa mengikuti cara berikut:


  1. Dari jalan Dago atau jl. Ir. H. Djuanda, naek ke arah atas melewati Simpang Dago, Dago Tea House, hingga menuju terminal Dago.
  2. Dari terminal Dago terdapat pertigaan pertama, belok kiri ke bawah dan lurus. Ambil arah lurus.
  3. Kemudian akan menemui percabangan, ke kiri (bawah) ke arah Dago Giri dan ke kanan ke arah Dago Pakar. Ambil ke arah kanan.
  4. Beberapa ratus meter dari sana, ada belokan ke kiri ke arah Dago Pakar atau Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, nah kita belok ke kiri. Jika belok kanan kita akan menemui komplek perumahan resor dago pakar, restoran Sierra, dll.. jadi jika anda melewati perumahan dan restoran tersebut berarti sudah kelewat.
  5. Setelah belok kiri, akan menemui jalan bercabang, ada plang nama tulisan Bukit Pakar Utara untuk jalan ke kanan. Belok ke kanan.
  6. Terus ikuti jalan tersebut hingga ada cabang, Ambil kekiri. Akan ada papan sederhana dengan tulisan "Tebing Keraton" serta anak panah ke kiri.Daerah ini sering dikenal sebagai Warung Bandrek
  7. Dari Warung Bandrek jalan terus, ikuti petunjuk jalan sementara, hingga menemui warung dengan banyak deretan motor yang parkir. 
  8. Kendaraan diparkir ditempat tersebut, kemudian dari situ jalan kaki ke arah bukit sekitar 5 menitan.

Senin, April 20, 2015

Camping di Rancaupas, Ciwidey, Bandung


Camping di Rancaupas, Ciwidey, Bandung

Camping menjadi acara yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Semula mau dibatalkan karena masih musim hujan, tetapi berhubung villa sedang penuh, kita pun bersikukuh untuk camping pada libur longweekend 3-5 April 2015. Pilihan camping kali ini di Rancaupas, yang merupakan ketiga kalinya kami kemping disana.

Camping di Rancaupas yang pertama sekitar 6 tahun yang lalu, saat anak saya yang kedua masih dalam kandungan.Saat itu cuaca sangat dingin menusuk tulang, bikin kita susah tidur saking dinginnya. Camping di Rancaupas yang ke-2 sekitar satu bulan yang lalu, cukup berkesan karena meskipun cuaca hujan, udara didalam tenda cukup hangat. Pengalaman yang kedua, bikin anak-anak ketagihan untuk berangkat kemping kembali.

Rute yang kami lalui dari Bandung menuju Rancaupas, seperti biasa yaitu melewati tol dan keluar di gerbang tol Baros,  dilanjutkan ke arah Nanjung, Soreang kemudian Ciwidey. Sebelum ke Rancaupas, kami mampir dulu ke beberapa tempat wisata yang baru di kawasan ciwidey yaitu:

Ciwidey Valley (www.ciwideyvalley.com)
Lokasi tepat sebelum masuk daerah hutan perhutani, bersebelahan dengan Patuha Resort. Kawasan wisata yang dibuka awal tahun 2015, menawarkan berbagai fasilitas seperti restoran, bird park, taman bermain, kolam air panas, camping ground serta cottage bagi anda yang ingin menginap. Sayang saat itu katanya kolam air panasnya belum berfungsi, jadi hanya ada kolam air dingin. Wah.. ngeri juga berenang di tempat sedingin itu.. brrrr...
Kami hanya melihat-lihat sekilas saja, tidak mencoba fasilitas yang ada. Untuk memasuki kawasan itu, kita dipungut bayaran 10 ribu per orang, bahkan kalau hanya berniat untuk makan di restorannya.

Green Hill Park, Ciwidey www.greenhillciwidey.com
Lokasinya hanya 10 meter setelah gerbang Kampung Cai Rancaupas dan sebelum Kawah Putih. Ada disebelah kiri jalan kalau dari Bandung. Saat kesana suasana masih sangat sepi pengunjung, bahkan pintu gerbangnya pun ditutup.Kami kesana untuk nanya-nanya siapa tau ada hal yang menarik. Untuk lebih lengkapnya bisa di cek di link tersebut. Mereka menyediakan paket kemping keluarga seharga 1 juta per malam. Harga tersebut sudah termasuk breakfast, sewa tenda, serta kamar mandi pribadi yang berada di sebelah tenda.  Berhubung kita banyakan, harga yang ditawarkan tinggi, serta suasana sepi, kami pun tetap melanjutkan niat kemping di Kampung Cai Rancaupas. 

Masuk ke Rancaupas jam 10:30 pagi, disambut dengan hujan gerimis. Di gerbang saya menanyakan ke petugas setempat untuk menyewa tenda yang mereka miliki. Harga yang disebut oleh petugas yang ada lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang tertera di internet, bahkan di album katalognya. Tenda yang pertama ditawarkan adalah tenda charly dengan kapasitas 4-6 orang. Harganya yang ditawarkan 350 ribu!, padahal setau saya untuk tenda charly hanya 200-250 ribu per malam. Tetapi mengingat kami cukup banyakan (4 orang dewasa dan 4 anak-anak), saya pun menanyakan tenda yang lebih besar. 

Mereka menawarkan tenda doom Vango yang memiliki kapasitas hingga 10 orang, setelah melihat gambarnya dan negosiasi, akhirnya kita sepakat harga sewanya 350 ribu sudah termasuk matras untuk pelapis lantai tenda. Belum termasuk sleeping bag, jika membutuhkan sleeping bag, bisa sewa seharga 25 ribu/pcs.

Sayangnya pas kita selesai nego, hujan turun dengan sangat deras. Kami berteduh di mesjid yang terletak di tengah-tengah lapangan menunggu tenda didirikan. Sambil membuka bekal makanan yang kami bawa dari rumah. Selepas hujan agak reda, para petugas tenda pun datang untuk mendirikan tenda. Sebelumnya kami pun mencari-cari spot yang tepat untuk mendirikan tenda, syaratnya cukup spesifik yaitu tidak jauh dari toilet dan terhindar dari genangan air.

Setelah sekitar 10 menit, tenda berhasil didirikan. Dan ternyata kami dibekali juga dengan sleeping bag. Saya sudah curiga, sleeping bag tersebut tidak gratis karena memang di deal awal ditegaskan harga segitu tidak termasuk sleeping bag. Ternyata benar, pada saat mereka memberikan kwitansi untuk nagih uang sewa, tagihannya ditambahkan sewa sleeping bag sebanyak 6 buah. Karena tidak saya pakai, saya kembalikan sleeping bag nya 4 buah, dan membayar sewa tambahan 50 ribu untuk 2 sleeping bag saja .

Tenda Doom Vango, cukup besar untuk 10 orang
Tenda yang didirikan terlihat kokoh, hingga 3 lapis, lapisan pertama tendanya sendiri, lapisan kedua plastik, dan lapisan ketiga terpal tendanya lagi. Mungkin harapannya supaya tenda tetap hangat dan terlindung dari air hujan.
Pemandangan dari dalam tenda

Selepas sholat Jumat, anak-anak langsung pergi berenang di Kampung Cai Rancaupas yang terletak persis didepan tenda. Harga biaya tiket masuk sebesar 15 ribu per orang. Bisa ditawar, untuk orangtua yang tidak berniat berenang, tidak usah beli tiket. 

Kampung Cai Rancaupas

Cuaca hari itu cukup mendukung, berawan sehingga tidak terik matahari. Anak-anak pun tidak khawatir kulit jadi makin item gara-gara matahari, hehe. Hujan pun kembali turun saat anak-anak masih berenang.

Suasana dari Kampung Cai Rancaupas
Selepas hujan berhenti, anak-anak yang kelaparan langsung menyerbu sosis bakar yang dijajakan di counter yang ada di kolam renang. Harga yang ditawarkan disana cukup rasional dan terjangkau, seperti sosis di kisaran harga 8-12 ribu, gorengan harga 1 ribu, dst.

Kampung Cai Rancaupas

Kembali ke tenda, saya dapat laporan dari mertua yang sedari tadi diam di tenda. Ternyata dibagian tenda yang tidak dilapisi plastik, terdapat rembesan air hujan. Sehingga membasahi kasur matras yang kami bawa dari rumah. Walhasil, saya kebagean berhujan-hujan untuk melapisi kembali bagian tenda yang rembes dengan benda apapun yang kami miliki. Mulai dari sleeping bag, hingga tikar karpet plastik yang kami bawa, alhamdulillah ternyata hujan pun berhenti.

Menjelang malam, kami memesan kayu bakar ke petugas yang menyewakan tenda. Harga kayu bakar, Rp. 15,000/ikat, saya membeli 3 ikat kayu bakar plus minyak tanah, total harganya 60 rb rupiah.Untuk mengganjal perut pada malam hari, istri saya memasak air di kompor Blu Gaz yang kami bawa dari rumah. Air panas dipakai untuk menyeduh pop mie dan kopi untuk menemani suasana temaram yang dingin di bumi perkemahan rancaupas. 

Jam 8 malam anak-anak sudah terlelap tidur, suasana luar yang dingin terasa kontras dengan suhu dalam tenda yang hangat. Entah karena tendanya yang tebal, atau karena anak-anak memilih untuk tidur berdesak-desakan. Tidur di tenda pastinya tidak akan senyaman tidur di kasur empuk di hotel yang nyaman, atau di rumah. 

Suasana pagi
Menjelang subuh, mertua sudah membangunkan anak-anak yang masih terlelap untuk sholat subuh di mesjid yang terletak tidak jauh dari tenda. Jalanan yang becek akibat diguyur hujan bikin kami kudu ekstra hati-hati dalam melangkah. Penjaga toilet mesjid sepertinya belum terbangun, karena air kran tidak nyala, beruntung di kamar mandi masih ada air di bak mandi untuk sekedar berwudhu. Udara yang dingin, ditambah dengan air bak mandi yang seperti es, bikin badan kami menggigil. 

Membakar kayu bakar sisa api unggun semalam
Selepas subuh, anak-anak sudah ribut lagi bercanda di luar tenda, menikmati api unggun dari kayu bakar sisa semalam. Jam 7 pagi, anak-anak sudah saya tantang untuk berenang lagi. Sekalian mandi pagi. Mereka ternyata antusias untuk berenang lagi. Kalau saya, berhubung tidak membawa celana renang, datang ke kolam renang cuman untuk numpang mandi, karena disitu ada kran air hangat.
Bersiap-siap untuk berenang pagi di kolam hangat Kampung Cai Rancaupas



Selepas berenang pagi, anak-anak saya bawa untuk melihat rusa di penangkaran rusa yang berada persis dipinggir kolam renang. Masuk ke penangkaran rusa tidak perlu bayar, tetapi bisa membeli wortel untuk memberi makan rusa. Satu plastik wortel dihargai 5 ribu rupiah. Anak-anak pun berebut untuk memberi makan rusa.

Memberi makan langsung pada rusa

Rusa-rusa juga berebut untuk dapet wortel
Menjelang siang, kami pun bersiap-siap untuk pulang. Salah satu kelebihan menyewa tenda dibandingkan membawa tenda sendiri adalah kita tidak perlu repot-repot memasang atau membongkarnya. Pas masang tenda sih biasanya semanget, tapi pas bagean bongkarnya yang paling malas.

Overall, pengalaman camping di rancaupas cukup menyenangkan, terutama bagi anak-anak. Karena selain pengalaman tidur di tenda, tersedianya kolam renang serta pengalaman memberi makan rusa, menjadi pengalaman yang berkesan bagi mereka.

Estimasi Biaya yang dikeluarkan
1. BBM Bandung - Ciwidey PP, sekitar Rp. 100.000,-, plus tol Pasteur-Baros Rp. 3000 x 2
2. Biaya masuk rancaupas 10 ribu per orang, plus 10 ribu/orang jika menginap/kemping, mobil 20 ribu.
3. Sewa tenda dome kapasitas 10-15 orang Rp. 350.000/malam
4. Sewa Sleeping Bag: Rp. 25.000/pcs x 2
5. Biaya masuk kolam renang Rp. 15.000 x 4 orang, sebanyak 2 kali
6. Beli wortel untuk rusa Rp. 5.000 x 4 kantong plastik
7. Lain-lain : makanan, jajanan, toilet umum
Total sekitar IDR 766.000 

Berikut poin-poin penting yang mudah-mudahan bermanfaat bagi anda yang ingin kemping di Rancaupas.
1. Menyewa tenda lebih praktis dibandingkan membeli kemudian membawa tenda sendiri, kecuali kalau memang pengalaman memasang dan membongkar tenda menjadi salah satu aktivitas yang menyenangkan bagi anda. Jangan lupa untuk negosiasi untuk mendapat harga terbaik.
2. Membawa bekal makanan yang cukup, walaupun disana juga cukup banyak warung jajanan.
3. Membawa perlengkapan untuk memasak seperti kompor, wajan atau panci. Jangan sampai pengalaman menyenangkan terganggu karena perut yang keroncongan.
4. Membawa perlengkapan tidur, seperti kasur matras (jika punya), tikar (untuk kongkow2 diluar tenda), selimut tebal (jika membawa mobil sendiri), bantal (jika tidak bisa tidur tanpa bantal).
5. Jaket atau sweater
6. Celana pendek, lumayan untuk jalan-jalan pada saat siang, karena tidak nyaman jika celana panjang kotor oleh lumpur gara-gara tanah basah akibat hujan.
7. Sendal jepit, atau sepatu bot jika punya.
8. Alat penerangan untuk dalam tenda, kalau saya bawa lampu led, tapi bisa juga sewa lampu patromax. 

Semoga pengalaman saya bisa membantu anda sekalian. Sebelumnya saya pernah mengulas Kolam Kampung Cai Rancaupas silahkan kunjungi artikel saya sebelumnya Wisata Bandung Selatan, Rancaupas

Lokasi Rancaupas


Kunjungi artikel perjalanan saya yang lain:
Sekitar Bandung
VillaMalabar, Pangalengan
Wisata Belitung
Family Trip ke Singapore
Destinasi wisata di Ciwidey
Villa-villa di Cipanas Garut
Diberdayakan oleh Blogger.