Minggu, Oktober 27, 2013

Review: Rinnai REH-15E, pemanas air untuk keluarga kecil

Rinnai water heater type REH-15E
Saya mau sedikit share pengalaman menggunakan produk pemanas air untuk kebutuhan rumah tangga. Produk ini saya pakai sejak renovasi rumah sekitar 3 tahun yang lalu (tahun 2010) yaitu Water Heater merk Rinnai type REH-15E.

Fitur Utama (sumber: Rinnai.co.id):
  • Instalasi : Horizontal
  • Ukuran (PxLxT) mm : 275 x 495 x 300
  • Berat : 6,5 kg
  • Kapasitas : 15 lt
  • Daya Listrik : 350 watt
  • Voltase : 220 volt
  • Tekanan Maksimum : 6 Bar
  • Temperatur : 35-75 °C
  • Pipa Inlet / Outlet : 1/2"
  • Inner Tank : TI Stainless Steel
Sebelum memilih, mungkin saya sama seperti anda yang mampir ke blog saya karena searching komparasi water heater (biasanya saya gitu.. hehe). Bingung untuk memilih, karena ada beberapa pilihan water heater.
Dari hasil googling, ternyata Water heater dibedakan berdasarkan sumber tenaga untuk pemanasnya, yaitu:
  1. Water Heater Listrik, yang menggunakan pemanas yang ditenagai oleh listrik, water heater tenaga listrik ini ada dua jenis, yaitu:
    1. Instan, air langsung panas ketika dinyalakan.
    2. Sistim Tank, air ditampung untuk dipanaskan terlebih dahulu sebelum digunakan, sistimnya mirip dengan water dispenser.
  2. Water Heater Gas Elpiji, yang menggunakan gas elpiji untuk memanaskan air. Mirip dengan kompor gas, air langsung panas ketika pemanas dinyalakan. Biasanya membutuhkan tekanan air tertentu.
  3. Water Heater tenaga matahari, pemanas yang menggunakan tenaga matahari untuk memanaskan air.
Saya akhirnya memilih water heater listrik dengan sistim tank, karena:
  1. Water Heater Listrik Instan, menggunakan daya yang besar (>1000 watt) sehingga saya khawatir tagihan listrik bakal membengkak dan menghabiskan kapasitas daya listrik di rumah saya (1300 watt), kan ga lucu kalau harus matiin semua perangkat elektrik tiap ada yang mau mandi, hehe. Kelebihannya water heater listrik instan ini, adalah harganya relatif lebih murah dibandingkan pemanas yang lain. Biasanya mulai dari harga dibawah 1 juta. Selain itu pemasangannya pan relatif cepat.
  2. Water heater tenaga gas elpiji, dulu orang tua saya menggunakan pemanas tipe ini. Akibatnya saya agak kapok, karena cukup merepotkan untuk rajin gonta ganti tabung elpiji ketika gas nya habis. Sehingga seringnya jarang dipakai karena terlalu males buat beli dan ganti tabung elpiji.
  3. Water heater tenaga matahari, harga investasinya cukup mahal (rata-rata diatas 10 jt), selain itu sangat tergantung pada cuaca.
Setelah memutuskan tipe water heater, saya pun dibingungkan kembali oleh adanya beberapa merk yang ada di pasaran, ada yang menyebutkan menggunakan tank titanium dst, yang ujung-ujungnya harganya menjadi sangat mahal. Akhirnya pilihan saya jatuh pada Rinnai REH-15E, dengan alasan:
  • Harga relatif lebih murah dibandingkan merk lain yang memiliki kapasitas yang sama.
  • Daya yang dibutuhkan paling kecil diantara water heater listrik lainnya, yaitu 350 watt. Sehingga tidak khawatir tagihan listrik tinggi gara-gara penggunaan water heater. Daya segitu, malah mirip dengan daya yang dibutuhkan untuk water dispenser atau lemari es.
  • Kapasitas air panas 15 liter, mulanya ragu khawatir kapasitas 15 Liter tidak akan mencukupi, tetapi karena jumlah anggota keluarga yang tidak terlalu banyak, saya rasa kapasitas 15 liter sudah mencukupi.

Setelah terpasang, saya sekeluarga pun menggunakannya, dengan kebiasaan sebagai berikut:
  • Pemanas air sistim tank jangan sering dimatikan, karena tidak seperti pemanas air instan, air dalam tank akan dipanaskan terlebih dahulu sebelum bisa digunakan.
  • Hal ini sesuai dengan petunjuk dari manualnya yang menyebutkan jika sebaiknya pemanas air sistim tank ini lebih baik dinyalakan terus menerus. Kita tidak perlu ketakutan listrik akan melonjak, karena produk ini menggunakan sistim insulasi dan termostat yang akan menjaga suhu air tetap optimal.
  • Jika pemanas dimatikan, listrik yang dipakai justru akan lebih tinggi, karena setelah dimatikan air dalam tank akan mudah dingin sehingga perlu waktu lebih lama untuk dipanaskan kembali.
  • Pemanas air dimatikan jika tidak akan digunakan dalam jangka waktu yang lama.
  • Kapasitas 15 Liter memang tidak banyak, tapi bisa dioptimalkan dengan menggunakan wadah dan dicampur dengan air dingin. Pengalaman saya, setiap pagi jarang sekali ada yang ribut karena kehabisan air panas untuk mandi. Penghuni rumah saya yang menggunakan pemanas air tersebut sekitar 4-5 orang.
 Hasilnya:
  • Tagihan listrik tidak melonjak signifikan
  • Kebutuhan air panas untuk mandi 4-5 orang tercukupi.
Jadi buat anda yang senasib dengan saya, yang membutuhkan pemanas air untuk kebutuhan maksimal 5 orang saja,  bisa mempertimbangkan Rinnai REH-15E, selain harganya relatif murah, daya listrik hanya membutuhkan 350 watt. Dan setelah 3 tahun saya pakai terus menerus, sampai saat ini tidak pernah mati atau rusak (mudah-mudahan awet seterusnya, aamiin, hehe).


Minggu, Oktober 13, 2013

Pengalaman Operasi Kista Ateroma dengan Bius Total di RS Al Islam

Setelah proses administrasi selesai (baca: Pengalaman Operasi dengan Kartu Askes), tinggal proses paling menegangkan yaitu pengalaman bedah pertamaku (dan mudah-mudahan terakhir, aamiin), pembedahan untuk pengangkatan benjolan di kulit, suspect: Kista Ateroma.

Sekilas tentang Kista Ateroma

Kista ateroma atau kista sebaseus, merupakan tumor jinak kulit yang terbentuk dari kelenjar sebaseus yang muaranya tersumbat. Bentuknya berupa benjolan pada kulit, tanpa ada rasa sakit, sering ditemukan titik kebiruan (puncta) di puncak penonjolan tersebut yang merupakan muara kelenjar yang tersumbat. Biasanya kista sebaseus terletak di dekat telinga, kulit kepala dan wajah, dada, punggung dan area genital.Kista bersifat elastis, tidak sakit, membulat, dan menonjol. Kista atheroma bisa membesar secara perlahan dalam jangka waktu lama, ada juga yang membesar dalam waktu cepat.
Proses Operasi
Setelah disuruh puasa minimal 4 jam sebelumnya, akhirnya proses operasi akan dimulai, sesuai dengan jadwal, jam 13.00 siang, saya diantar oleh suster menuju ruang Instalasi Bedah Sentral. Sesampainya disana saya diminta untuk membuka baju untuk menggantinya dengan pakaian operasi. Istri saya bilang, kulit wajah saya sudah terlihat pucat, (padahal mungkin karena kulit saya mulai berubah putih, haha..).
Setelah mengganti pakaian, kemudian saya disuruh berbaring di ranjang, dengan menggunakan ranjang itu saya diantar untuk masuk ke ruang operasi. Wah pengalamannya seperti yang terlihat di film-film. Melihat plafon rumah sakit yang dihiasi lampu-lampu neon dan AC sentral.

Sesampainya di ruang operasi, saya pindah ke ranjang operasi, disana terdapat dua buah lampu besar, dan dibelakang saya sepertinya terdapat mesin pemantau jantung karena terdengar bunyi "tiiitt... tiiittt".
Datang suster yang mengucapkan salam "Assalamualaikum, pak Rudhi ya?".
"iya sus".
Dan datang lagi suster yang lain, memastikan keluhan saya dengan menunjuk benjolan di bawah dagu/rahang saya. Tangan kanan saya direntangkan dan diikat perlahan, kemudian untuk beberapa saat terasa nyeri karena suster menyuntikan jarum untuk kebutuhan suntikan bius.
Tangan kiri dipasangkan alat untuk memantau tekanan darah.
"Baik pak, kita masukin obatnya dulu ya, bismillahirrahmanirrahimm.." kata suster sambil komat-kamit entah berdoa atau ngajak ngobrol, karena tiba-tiba saya merasa sangat ngantuk dan perlahan-lahan semuanya kabur kemudian gelap.

Masa Siuman
Tidak terasa, kesadaranku mulai pulih, seolah-olah baru bangun tidur dan mimpi. Samar-samar terdengar percakapan suster. Mulutku agak terganggu, karena terganjal oleh suatu alat. Suster yang melihat saya sudah bergerak-gerak, langsung sigap membuka alat tersebut hingga akupun tertidur lagi karena masih merasa ngantuk. Aku pun bingung apakah operasinya sudah selesai?. Aku membuka mata perlahan, tangan kananku sudah tidak diikat lagi, dan ruangannya sudah berbeda, sudah bukan di ruangan operasi.
Perlahan kuraba tempat tonjolan itu, ternyata sudah tertutup oleh plester. Alhamdulillah sudah selesai berarti operasinya. Untuk beberapa lama, aku pun istirahat dan berkali-kali tertidur lagi, sebelum akhirnya alat-alat pendeteksi detak jantung, dan tekanan darah dilepas. Akupun diantarkan ke ruang recovery hingga istriku bisa datang dan menemani proses recovery.
Masih terasa ngantuk dan pusing, ternyata waktu sudah menunjukan jam 15.00, berarti total waktu operasi dan nunggu waktu aku sadar hingga 2 jam. Akupun disuruh puasa hingga pukul 16.30, dan nunggu hingga kuat berjalan (tidak pusing) untuk pulang.


Pengalaman Operasi pakai kartu ASKES, dari puskesmas ke RS Al Islam Bandung

Tulisan ini agak berbeda dengan tulisan-tulisan saya sebelumnya yang bersifat ceria karena ngobrolin tentang tempat-tempat liburan. Cuma mungkin bisa bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Sejarah benjolan
Saya memiliki benjolan di bagian rahang, yang dulunya berawal dari jerawat yang berubah menjadi luka terbuka. Lukanya tidak besar, dan tidak butuh waktu lama untuk sembuh. Tetapi setelah itu malah muncul benjolan. Benjolan yang terlihat seperti pembuluh darah yang membesar.

Dari hasil nanya-nanya teman-teman yang berprofesi dokter, mereka bilang itu suatu lipoma atau gumpalan lemak dan menyuruhku untuk mengangkatnya. Dan akhirnya kucuekin saja karena setelah kubaca-baca lewat internet, gumpalan itu tidak berbahaya hanya mengganggu penampilan saja.

Tapi akhir-akhir ini setelah badanku membesar (gendut, hehe), sehingga leherku mulai double hehe. Benjolan itu semakin tampak terlihat jelas, sehingga membuat khawatir orang-orang disekitarku (dan aku juga). Lama-lama akhirnya aku pasrah juga, mencoba untuk memeriksakan ke dokter.

Dokter pertama yang kudatangi, dokter spesialis THT, karena berpikirian urusan leher ke atas, itu urusan spesialis THT (bedah kepala leher). Dokter bilang benjolan itu sebaiknya di biopsi, dan hasilnya dibawa ke laboratorium Patologi Anatomi untuk diperiksa apakah ada keganasan atau tidak.
Wah.. malah jadi parno.

Prosedur menggunakan ASKES  (1): RSUD Ujungberung
Istri yang seorang PNS menyarankan untuk menggunakan fasilitas ASKES Negri, siapa tau bisa menghembat biaya. Karena buta prosedur ASKES, akhirnya coba-coba aja langsung ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD Ujungberung, Bandung) yang terdekat dari rumahku. Tujuannya ke dokter umum untuk meminta surat rujukan ke Poli Bedah.

Datang pagi-pagi, jam 07.00, ternyata yang antri sudah banyak, dan kondisi ruang tunggunya pun menyedihkan, mungkin karena masih dalam proses renovasi. Saya pun ambil nomor antrian untuk peserta ASKES. Setelah menunggu sekitar satu jam, no antrianku pun dipanggil.

Di meja customer service, aku pun menyerahkan no antrian dan kartu peserta ASKES.
"Bapak mau periksa apa?" tanya CS
"Mau ke POLI umum mbak"
"Kalau ke poli umum, tidak usah pake askes, langsung saja pak" jawab CS yang kurang ramah itu.
"Saya mau minta surat rujukan untuk operasi mbak"
"Oh, kalau itu bapak mestinya minta surat rujukan ke PUSKESMAS dulu baru ke sini" jawabnya ketus.
Setelah menanyakan puskesmas yang dimaksud, si CS menyebutkan tergantung kepesertaan ASKES kita dulu didaftarkan dimana. Karena sudah males ngobrol dengan CS yang nyebelin, akhirnya saya pun melanjutkan perjuangan ke Puskesmas.

Prosedur menggunakan ASKES  (2): PUSKESMAS Puter, Bandung
Ingat bahwa dulu pas daftar Askes, kemungkinan pakai KTP di daerah Puter, maka saya dan istri langsung pergi ke Puskesmas Puter. Nanya ke bagian informasi, untuk peserta askes ataupun minta rujukan, disuruh langsung daftar ke lantai 2 bagian pendaftaran.
Berbeda dengan CS RSUD Ujungberung yang judes, bapak-bapak yang nanganin Askes di Puskesmas Puter, lebih ramah.
"Pak, kartu Askes bapak sebenarnya tidak terdaftar di Puskesmas sini, tapi kalau mau, untuk sementara bapak bisa periksa disini dulu, sambil bapak nanti menguruskan pemindahannya." sarannya.
Setelah ok, saya diperbolehkan untuk ngantri di dokter umum di Puskesmas tersebut.

Tidak lama kemudian saya diperiksa oleh dokter, dari hasil diagnosanya, benjolan yang ada di saya adalah Kista Ateroma, dan dirujuk ke Poli Bedah RS Al Islam.
Surat Rujukan tersebut di stempel oleh petugas Askes Puskesmas. Surat rujukan ini sangat penting sekali untuk pengurusan selanjutnya.

Prosedur menggunakan ASKES (3): RS Al Islam, Bandung
Sesampainya di RS AL ISLAM, dan sesudah tanya-tanya ke satpam, saya menuju ke Kassa A yang terletak paling depan. Di Kassa A, saya ambil no antrian untuk peserta Askes.
Di Kassa A, saya menyerahkan surat rujukan dan kartu peserta Askes. Disana kemudian dibuatkan dulu kartu berobat (karena saya pasien baru), bayar uang pendaftaran dan biaya Poli UGD.
Untuk Biaya Pendaftaran : Rp. 30.000
Untuk Biaya Rawat Jalan /Pemeriksaan Poli Bedah : Rp. 50.000, dipotong jaminan Askes Rp. 13.000 dan Diskon : Rp. 12.000,. Sehingga yang dibayarkan hanya 25.000
Biaya tersebut berlaku tanggal 10 oktober 2013.

Setelah itu diperiksa oleh dokter bedah umum yaitu dr. Warsita, SpB.
Hasil diagnosa dokter bedah, kurang lebih sama, dan tentu saja beliau menyarankan untuk diangkat. Ada dua pilihan, yaitu bius local atau bius total. Saya memilih bius total karena ngeri ngebayangin disuntik berkali-kali dan melihat dokter bekerja membedah dan mengangkat benjolan itu.
Konsekuensinya kalau bius total adalah biaya operasi yang lebih mahal, sekitar 6,4 juta sementara kalau bius lokal sekitar 1,5-2 juta. Walaupun bius total, saya mengambil ODS (one day surgery) jadi bisa pulang hari itu juga, tidak usah dirawat inap.

Dokter menuliskan surat rujukan untuk operasi, pengujian lab, rontgen dan EKG. Surat-surat itu, kemudian saya bawa ke petugas Askes untuk dibuatkan Surat Jaminan Perawatan (SJP).
SJP tersebut diberikan dulu ke Askes Centre untuk di approve, kemudian diserahkan ke masing-masing bagian di RS Al Islam, mulai dari laboratorium, radiologi dan petugas EKG.

Potongan ASKES tidak banyak, mungkin berkisar sekitar 30-50% dari biaya yang dikeluarkan untuk pengujian lab dan rontgen. Sementara untuk biaya operasi, Askes hanya menanggung Rp. 2 juta rupiah, sisanya kita rogoh dari kantong sendiri.

SJP untuk operasi dibawa ke bagian pendaftaran poli bedah (Kassa C). Disana kita diwajibkan untuk menyimpan dana 50% dari total dana 6,4 juta.
Selama pengurusan SJP dan bolak-balik Kassa A, kassa B, Kassa C, Bagian Lab, EKG, dan Rontgen. Semuanya berdasarkan arahan dari suster/perawat.
Setelah semua selesai, tinggal bagian yang paling menegangkan (setelah bagian pembayaran, hehe), yaitu Operasi dengan Bius Total.

Bersambung ke Pengalaman Operasi Kista dengan Bius Total di RS Al Islam

Senin, Oktober 07, 2013

Kebun Mawar Situhepa, Garut

Berdasarkan pengalaman mudik Bandung-Tasikmalaya tahun-tahun lalu yang selalu dihantui kemacetan sehingga seringnya bermalam di jalan. Tahun 2013 kemarin, saya mengantisipasinya dengan membooking resort di kawasan Garut.  Pilihan jatuh pada Kebun Mawar Situhapa.
Seperti namanya, kebun mawar Situhapa terbentang hamparan tanaman mawar berwarna-warni. Cukup menggoda untuk dinikmati. Selain hamparan taman Bunga Mawar, tersedia kamar untuk yang berminat menginap menikmati sunset dan sunrise di Kebun Mawar Situhapa tersebut.

Terdapat 3 jenis kamar yang tersedia yaitu:
- Damasena, published ratenya Rp. 1.400.000,-
- Geranium, published ratenya Rp. 1.300.000,-
- Magnolia, published ratenya Rp. 2.600.000 (2 bedroom), dan Rp. 3.700.000 (3 Bedroom).

Cukup tinggi memang, tapi dibandingkan tarif resort yang ada di Garut, harga tersebut termasuk wajar. Selain itu tersedia diskon dari published rate sebesar 50% jika menginap pada waktu weekday (minggu-jumat), dan 20% jika menginap pada weekend (sabtu). Kami memilih kamar Damasena dengan diskon sebesar 50%.

Setelah proses booking selesai, kami sekeluarga berangkat dari bandung jam 8 pagi untuk mengantisipasi kemacetan di jalur mudik. Ternyata jalanan cukup lancar, hingga jam 11 pagi, kami sudah tiba di Kebun Mawar Situhapa, setelah sebelumnya kebabalasan ke kawah kamojang hehe..
Lokasi Kebun Mawar Situhapa, tidak jauh dari lokasi resort Kampung Sampireun yang sudah kesohor duluan. Jadi buat anda yang berminat menuju ke Kebun Mawar Situhapa, jika sudah lewat Kampoeng Sampireun, mesti siap-siap melirik lokasi Kebun Mawar Situhapa di sebelah kanan jalan.

Setibanya di lokasi, kami langsung mencoba proses cek in, tapi sayang kami ga bisa langsung check in, karena selain jam baru menunjukan jam 11 pagi, penghuni resort kami masih belum check out sehingga belum bisa kami isi. Entah karena jumlah kamar yang terbatas, atau mungkin karena peminatnya yang cukup banyak.


Sambil menunggu kamar bisa diisi, kami menikmati keindahan taman bunga Mawar sambil foto-foto.
Mawar merah jambu, harumnya bisa tercium hingga jarak 10 meter

Mejeng dikolam buatan, dekat restoran yang dihiasi oleh tanaman Bunga Teratai lengkap dengan kupu-kupunya

Berbagai jenis bunga memanjakan mata

Setelah menunggu lama hingga kira-kiranya jam 2 siang, diselingi dengan anak-anak yang sudah merengek tidak sabar untuk bisa istirahat di kasur empuk. Akhirnya kami bisa juga masuk ke paviliun Damasena.

Jenis paviliun terbesar disana adalah type Magnolia, yang terdiri dari dua lantai. Pemandangan dari Magnolia adalah pemandangan yang utama, dengan jejeran tanaman mawar yang tertata dengan rapih. Sementara paviliun geranium, berada di dekat restoran dibelakang Magnolia. Pemandangan yang terlihat dari jendela Geranium adalah kolam ikan dekat restoran yang indah.

Paviliun Damasena terletak agak kepinggir, menyajikan pemandangan yang tidak kalah indah dibandingkan paviliun Magnolia.


Jejeran paviliun Damasena

Mejeng dulu di arena bermain mini.

Senin, Juli 22, 2013

Kampung Sumber Alam, Cipanas Garut

Akhir Mei 2013 lalu, kebosanan melanda saat tiba-tiba muncul keinginan untuk menyepi disebuah resort yang juga mengakomodasi kebutuhan anak-anak untuk bermain sekaligus berendam di air panas alami. Dari kota Bandung, ada tiga pilihan resort yang memenuhi kriteria dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh yaitu:
1. Ciwalini/Ciwidey, estimasi waktu tempuh 1-2 jam
2. Ciater/ Subang, estimasi waktu tempuh 45 menit - 1,5 jam
3. Cipanas / Garut, estimasi waktu tempuh 1,5 - 2 jam.

Pilihan jatuh ke Cipanas, Garut karena sudah lama keluarga kami tidak berwisata kesana. Dengan sedikit nekad karena belum reservasi sebelumnya, kami segera bergegas menuju kesana.
Di Cipanas, Garut terdapat banyak pilihan resort seperti Sabda Alam yang menyediakan waterpark, Danau Dariza yang menyediakan danau buatan, dan Kampung Sumber Alam, yang menawarkan suasana kampung resort yang asri.

Kami pun memilih Kampung Sumber Alam, karena pertimbangan anak-anak belum pernah kesana. Di perjalanan kami segera menelpon reservasi hotel Kampung Sumber Alam di 0262-237700.

Di Kampung Sumber Alam, memiliki berbagai pilihan bungalow dan rate, antara lain*:

NoTipe BungalowWeekdays
Minggu sd. Kamis
Weekend
Jum'at
Weekend
Sabtu
Kapasitas
1Babakan Siluhur 2(****)10.380.000,-11.427.000,-14.892.000,-12 Orang
2Babakan Siluhur 1(***)4.906.000,-7.363.000,-8.525.000,-18 Orang
3Deluxe Suite2.700.000,-3.150.000,-4.280.000,-06 Orang
4Suite Couple (**)1.688.000,-1.927.500,-2.575.000,-04 Orang
5Suite Room (*)1.555.000,-1.873.000,-2.350.000,-04 Orang
6Suite Arileu (*)1.431.000,-1.724.000,-2.225.000,-04 Orang
7Junior Suite (Si Ceeh)1.240.500,-1.310.000,-1.927.000,-04 Orang
8Bungalow Arileu1.025.000,-1.227.000,-1.600.000,-04 Orang
9Bungalow 1-14710.000,-837.000,-997.000,-02 Orang
10Bungalow 15-40 (Si Ceeh)605.000,-725.000,-940.000,-02 Orang
11Pondok Kalapa624.000,-748.000,-975.000,-02 Orang
12Villa Kawung575.000,-700.000,-925.000,-02 Orang
Extra Matras/Bed175.000225.000280.000


Sumber harga dan untuk update harga klik: http://www.resort-kampungsumberalam.com/rates.html

Kami memilih kamar type Bungalow 1-14 yang sudah memenuhi kebutuhan keluarga kami yaitu, Kamar dengan King Size Bed, Kamar mandi dengan air panas alami, balkon yang berada di atas kolam ikan buatan.

Sesuai dengan namanya, Kampung Sumber Alam ini, resortnya cukup luas, setara dengan Kampung dengan berbagai fasilitas tambahan, mulai dari Kolam Renang Air Panas, Kolam Pancing, Mini Outbond, dll. Dan setiap kamar resort dikelilingi oleh kolam ikan yang penuh dengan tanaman Bunga Teratai, sehingga cukup sesuai untuk refreshing.

Di belakang Bungalow yang kita pilih, ternyata terdapat kolam kecil yang cocok bagi anak-anak kami yang senang bermain air. Ada satu yang kurang di resort ini yaitu makanan untuk sarapannya kurang berkualitas, seperti nasi yang keras dan bumbu yang kurang terasa.

Kelebihan:
- Suasana kampung buatan yang asri dikelilingi oleh kolam dengan bunga teratai
- Fasilitas cukup lengkap : Kolam renang air panas, kamar rendam, restoran.

Kekurangan
- Menu sarapan yang kurang enak

Rekomendasi:
- Untuk keluarga atau pebisnis yang membutuhkan suasana yang asri dan tenang.

Pemandangan malam dari Balkon Kamar 
Kamar resort yang asri dikelilingi oleh kolam ikan

Kolam kecil air panas, cukup memuaskan keinginan bagi anak-anak yang ingin berenang.

Kolam ikan yang dipenuhi dengan tanaman Bunga Teratai yang indah

Tersedia kolam pancing bagi yang hobi memancing

Menikmati keindahan kolam dan bunga teratai 
Kolam renang air panas, walaupun ga sebagus waterpark tetapi cukup menghibur bagi anak kecil

Kolam air panas 
Menikmati suasana pagi di kolam ikan, setelah sarapan.

Diberdayakan oleh Blogger.